Senin, 15 Februari 2010

Merumuskan Cita-Cita UIN Maliki Malang Ke Depan

Ada saja orang bertanya tentang UIN Maliki ke depan. Saya sebagai rector selalu menjawab, bahwa perguruan tinggi Islam negeri di Malang ini akan diantarkan menjadi kampus yang unggul dan berwibawa. Menjelaskan melalui contoh ternyata lebih mudah. Oleh karena itu, saya jelaskan bahwa UIN Maliki Malang suatu saat akan menjadi seperti Universitas Al Azhar di Kairo.

Jika kampus ini gambarannya seperti itu, maka akan didatangi oleh calon mahasiswa dari berbagai negara. Sementara ini, jika ada mahasiswa asing, jumlahnya masih terbatas. Hanya beberapa orang saja mahasiswa yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan tailand. Anak-anak Indonesia pada saat ini, sebaliknya masih pergi belajar ke luar negeri. Suatu saat nanti, anak-anak luar negeri akan belajar di UIN Maliki Malang.

Cita-cita besar seperti itu, mungkin oleh sementara orang disebut mustahil. Hal itu tidak mengapa disebut seperti itu. Cita-cita atau rencana besar dan mulia, biasanya memang tidak segera dipercaya banyak orang. Apalagi hal itu adalah sesuatu yang baru, belum banyak anak luar negeri datang mengambil kuliah di Indonesia. Sehingga wajar jika cita-cita seperti itu diragukan keberhasilannya.

Namun seperti yang telah diinformasikan sejak beberapa bulan lalu, bahwa pada pertengahan tahun ini, tidak kurang dari 42 anak luar negeri, akan datang ke UIN Maliki Malang untuk belajar di berbagai bidang studi. Ke empat puluh dua orang itu, masing-masing 10 orang dari Yaman dan Sudan. Selain itu, masing-masing 5 orang dari Palestina dan Syria, dan 12 lainnya dari Moskow, Rusia. Mereka itu akan belajar di UIN Maliki Malang atas beasiswa dari seorang pengusaha dari Riyad, Saudi Arabia.

Selaku rector, saya bercita-cita,-------sebagaimana saya sebut di muka, agar kampus ini, suatu ketika benar-benar menjadi tujuan para mahasiswa dari berbagai negara, belajar tentang Islam dalam pengertian yang luas. Para mahasiswa belajar tentang Islam di kampus ini, tidak saja Islam sebatas dalam pengertian agama, melainkan Islam sebagai peradaban atau sebagai sumber ilmu pengetahuan.

Saya ingin agar melalui kampus ini, suatu ketika lahir para ilmuwan di berbagai bidang, misalnya ahli biologi, kimia, fisika, kedokteran, teknik, sosiologi, psikologi, sejarah dan berbagai cabang ilmu lainnya, tetapi mereka juga mampu memahami al Qurán dan hadits secara baik. Saya berharap, dari kampus ini lahir orang-orang yang berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari ayat-ayat qowilyah dan kawniyah sekaligus.

Memang untuk menjadikan UIN Maliki Malang seperti itu, -----seperti Universitas Al Azhar, tidak akan mungkin bisa diraih dalam waktu singkat. Namun tidak berarti, bahwa hal itu mustahil dicapai. Saya sangat yakin, untuk meraih cita-cita besar seperti itu memang sulit, namun jika para pimpinan, dosen dan karyawan kampus ini semuanya, memiliki komitmen yang tinggi, menurut hemat saya, masih bisa diraih.

Pada saat ini langkah-langkah menuju cita-cita itu telah dirumuskan, bahkan sudah dimulai. Saya berimajinasi bahwa, 25 tahun ke depan, para pimpinan universitas dan fakultas ini telah terdiri atas orang-orang hafidz dan hafidzah. Untuk meraih target itu, mulai tahun akademik 2009 lalu, terdapat tidak kurang dari 34 orang mahasiswa dari berbagai jurusan telah hafal al Qurán minimal 10 juz. Bahkan sebagian besar di antara mereka telah hafal 30 juz. Para mahasiswa hafidz dan hafidzoh tersebut semua dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan, hingga lulus S1. Jika prestasi mereka berhasil bertahan, -------- baik dalam merawat hafalan al Qurán maupun di bidang akademiknya tetap unggul, akan diberi beasiswa hingga lulus S3 (Program Doktor).

Selanjutnya, mereka itu akan dipromosikan menjadi tenaga pengajar atau dosen di kampus ini. Program pembibitan ini akan selalu diteruskan pada setiap tahunnya, hingga suatu saat diraih target bahwa sebagian besar para dosen UIN Maliki Malang telah hafal al Qur’an. Jika para dosennya, apalagi para pimpinannya telah hafal al Qur’an, ------dan tentu dengan pemahamannya yang luas, dan mengusai disiplin ilmu yang kuat, serta memiliki karya-karya ilmiah yang unggul, maka pada saat itulah saya sebut UIN Maliki Malang telah berhasil menyamai Universitas Al Azhar, yakni sebuah perguruan tinggi tertua dan sangat dibanggakan oleh umat Islam di seluruh dunia.

Saya membayangkan, target itu akan bisa diraih kira-kira antara 25 sampai 30 tahun yang akan datang. Menghitung umur sampai sekarang, saya tidak akan mungkin ikut menyaksikan kegemilangan UIN Maliki Malang ini. Tetapi saya sudah merasa sangat bahagia, sekalipun hanya sebatas berhasil merumuskan dan membangun cita-cita itu. Saya tahu bahwa kampus di mana pun selalu tumbuh dan berkembang dalam waktu lama, jauh lebih lama dari usia para pendukungnya. Kampus besar di mana dan kapan pun, hanya bisa dibangun oleh orang-orang yang menyandang cita-cita, tekat, dan idealisme, secara sambung menyambung dari berbagai generasi.

Pada saat ini, saya melihat orang-orang yang menyandang kekayaan mulia itu, ----tekat, cita-cita, dan idealisme sudah tampak, baik dari kalangan tenaga pengajar, karyawan, maupun mahasiswanya. Selain itu, saya melihat dengan jelas, bahwa bibit-bibit intelektual dan sekaligus ulama’, atau ulama’ yang sekaligus intelektual, selalu tumbuh, dan jumlahnya semakin banyak. Hitungan sederhana, jika pada tahun 2009 ada 34 mahasiswa hafidz dan hafidzah yang berprestasi akademik tinggi itu lulus hingga program Doktor (S3) dan selanjutnya diangkat menjadi dosen di kampus ini, dan pada tahun-tahun berikutnya jumlah itu selalu ditingkatkan, maka suatu ketika gambaran ideal tersebut akan berhasil diraih. Dengan demikian, UIN Maliki Malang ke depan benar-benar kokoh, dan akhirnya akan menjadi perguruan tinggi yang dibanggakan itu. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar