Kamis, 17 September 2009

Kementerian Negara Ristek Kaji Pembangunan Jembatan Selat Sunda

Tahun
2011 direncanakan jembatan
Sumatera-Jawa yang melintasi Selat
Sunda akan dibangun. Untuk itu,
kajian teknis dan nonteknis dilakukan
oleh Kementerian Negara Riset dan
Teknologi (Ristek).
Sebagai kajian nonteknis, Kemenneg
Ristek mengadakan seminar aspek
sosial, ekonomi, tata ruang, dan
lingkungan hidup rencana
pembangunan infrastruktur
penghubung Sumatera-Jawa di
Gedung BPPT Jakarta, Selasa (15/9).
"Tujuan seminar ini adalah untuk
mendapatkan masukan-masukan
yang terkait dengan itu semua dan
akan dijadikan referensi pengambilan
keputusan pemerintah terkait dengan
penghubung Jawa dan Sumatera,"
kata Teguh Rahardjo, Deputi Menteri
Negara Bidang Program Ristek.
Menurut Teguh, sebagian besar
kajian yang berjumlah 36 kajian
bicara secara teknis. Dalam seminar
ini bicaranya nonteknis. "Jangan
sampai faktor nonteknis itu
diantisipasi ketika penghubung itu
ada," ucap Teguh.
Faktor nonteknis ini penting,
lanjutnya, karena pembangunan
penghubung ini akan disertai dengan
pengembangan wilayah Provinsi
Banten dan Lampung. "Tidak hanya
itu, kedua provinsi ini juga didukung
oleh semua provinsi," tuturnya.
Di dalam proposal yang diajukan oleh
swasta kepada pemerintah,
megaproyek ini bernilai Rp 100 triliun.
Namun, nilai tersebut masih kasar.
Direncanakan panjang jembatan
tersebut lebih dari 30 meter dengan
panjang selatnya sendiri 27 meter.
Kalau nanti ini benar jadi maka
Indonesia akan memiliki jembatan
terpanjang di dunia.
Lebih jauh, ia menuturkan bahwa ada
alternatif lain di luar jembatan. Institut
Teknologi Bandung (ITB)
mengusulkan penghubung
Sumatera-Jawa menggunakan
terowongan. Kalau pembangunan
jembatan memerlukan studi detail
selama 2 tahun, sedangkan
terowongan dengan panjang 36
kilometer hanya butuh 6 bulan.
Mereka yang terlibat dalam seminar
ini adalah dari Kementerian Bidang
Perekonomian, Kementerian Negara
Riset dan Teknologi, Bappenas, BPPT,
Kementerian Negara Lingkungan
Hidup, LIPI, dan dari universitas,
seperti ITB, ITS Surabaya, Universitas
Gadjah Mada, Universitas Indonesia,
dan Universitas Airlangga.