Sabtu, 24 Januari 2009
Aku rela melepasmu
disisi lain kamu masih mencintainya
harus kuterima ini
walaupun sakit bukan main
aku berharap rinduku kan datang
sayangku mengapa kau ini
tersenyum sedih melihatku
yang tak berdaya berucap
sayang kamu sayang kamu
pujaan hatiku
berpandanglah keatas
berpandang mataku ini
aku masih menunggumu
disini, ditempat lain
pikiranku ini gelisah
menyapu nalar batin
cintaku berharap datang
dalam waktu kan tiada
kata-kata tubuhku melompat
mengumpat kesal keatas
melihat kau bersama hatimu
bercanda tawa bersama
berpeluh ria bersamanya
menanti dia jatuh
pujaanmu tersungkur kaku
kan kubantai alat vitalnya
dengan perasaan sedih
sayangku aku tlah kalah
melihat saksi dihadapanmu
berucap janji bersama
walau aku menantimu
tempatnya indah kau huni
setampan batinnya dia
kau berhak jatuh kepadanya
hiduplah tentram bersamanya
membangun rasa karsa cipta
membangun kehidupan baru
biarlah aku mencari pujaan
yang setara cantikmu
selembut nalarmu
tapi tetap cinta padaku
kau telah jauh
aku kian hilang
dia tlah jadi milikmu
aku sendiri disini
menanti rindu baru kan ada
ku berharap kau tak lupa
semasa mencari bekal bersama
bersamamu kulalui hariku
hanya pertemanan sejati
dari dulu hingga masa
kalau ku tlah pergi
ingatkanlah hatiku ini
ucapkan perpisahan mesra
dan kau masih mengingatku
itu sajak sejati
bersama dialah kau tentram
naungan rindumu tertampung
aku juga senang melihatnya
nan indah dibalik awan
itu sebagai bekal hidup
kukan melayang senang
rasakan nadinya hebat
ia pun girang melihatmu
sampai saat itupun
tak ada yang mampu mengusik
imajinasinya kuat
nan indah kau pandang
alangkah bahagianya dirimu
tertampung selamanya
dalam kasih sejatinya
selamanya takkan terpisah
oleh apapun maupun ampun
Rabu, 21 Januari 2009
Debu Intan Buktikan Komet Hantam Bumi 12.900 Tahun Silam
WASHINGTON, JUMAT - Tanah yang kaya dengan intan yang ditemukan di Amerika Utara mengukuhkan teori bahwa berbagai meteor yang jatuh menyebabkan kepunahan hewan raksasa purba dan satwa lainnya, demikian menurut pengkajian yang disiarkan jurnal Science.
"Berbagai penemuan ini memberikan bukti kuat bagi peristiwa kosmik pada sekitar 12.900 tahun silam yang menimbulkan dampak luar biasa pada tanaman, hewan dan manusia di kawasan Amerika Utara," kata Douglas Kenneth dari Universitas Oregon yang memimpin riset itu kepada AFP.
Penemuan itu nampaknya mendukung teori yang disampaikan pada 2007 bahwa beberapa komet yang menghantam Bumi memicu jaman es pada 1.300 tahun lalu, sehingga menyebabkan punahnya beberapa spesies hewan dan hancurnya budaya masyarakat Clovis pra-sejarah.
Orang Clovis hidup dari berburu dan berkumpul di kawasan yang kini adalah Amerika Serikat, Meksiko dan Amerika Tengah.
Puncak kejayaan manusia Clovis berlangsung pada 13.200 sampai 12.900 tahun sialm dan para ilmuwan menyatakan orang Clovis masuk ke Amerika Utara melalui "jembatan darat" dari Siberia.
Salah satu dari lapisan endapan kaya intan ditemukan para peneliti berada langsung di atas berbagai material Clovis pada situs di Murray Springs, Arizona, kata para peneliti.
Intan-intan berukuran nanometer itu dihasilkan pada suhu tinggi dan tekanan tinggi dari dampak kosmik yang telah ditemukan pada berbagai meteorit.
Lapisan yang penuh dengan debu intan juga ditemukan dalam penggalian pada lima situs lainnya, yakni Bull Creek, Oklahoma; Gainey, Michigan; dan Topper, South Carolina in Amerika Serikat dan Lake Hind, Manitoba; serta Chobot, Alberta di Kanada.
Intan-intan berukuran nano dapat dihasilkan di Bumi, namun hanya sebagai hasil ledakan dengan daya ledak tinggi dan penguapan kimia.
Bintang-bintang Pemburu Melesat Bak Peluru
JAKARTA, SELASA - Melesat bak peluru, sejumlah bintang di ruang angkasa bergerak sangat cepat dari satu sudut langit ke sudut lainnya. Bahkan, beberapa terlihat seperti anak panah yang siap melesat ke sasarannya.
Teleskop Ruang Angkasa Hubble berhasil merekam beberapa di antaranya. Ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) Raghvendra Sahai dari Laboratorium Propulsi Jet di Pasadena, California, AS menggambarkan betapa mengejutkan perilaku bintang-bintang yang tergolong muda ini.
"Saat saya melihatnya pertama kali saya katakan wow, ini seperti peluru melesat di ruang antarbintang. Mata Hubble yang tajam merekam struktur dan bentuk bow shock-nya," ujar Sahai yang sejauh ini telah menemukan 14 bintang seperti itu bersama timnya.
Saat menembus gas antarbintang, kanan kirinya membara karena gesekan akibat tekanan tinggi. Efek bow shock ini membentuk struktur anak panah dan jejak gas membara di belakangnya seperti permukaan air yang pecah saat kepala mealju kencang di permukaan laut.
Dengan memperkirakan kecepatannya, umur bintang-bintang tersebut diperkirakan baru satu juta tahun. Ukurannya beberapa kali lebih besar daripada Matahari. Kecepatan geraknya mencapai 180.000 kilometer perjam atau lima kali lipat dibandingkan rata-rata pergerakan bintang. Artinya dengan asumsi tersebut, bintang-bintang aneh ini telah menjelajah ruang angkasa sejauh 160 tahun cahaya.
Ada dua kemungkinan mengapa bintang-bintang tersebut melesat sebegitu cepat. Bisa jadi bintang-bintang tersebut salah satu bintang dalam sistem bintang ganda yang meledak sebagai supernova sehingag terpental jauh. Kemungkinan lainnya, bintang tersebut merupakan hasil tabrakan dua bintang ganda yang menghasilkan objek baru yang terdepak keluar klusternya.
Thomas Harriot Lebih Dulu Petakan Bulan daripada Galileo
LONDON, RABU - Selama ini Galileo Galilei tercatat sebagai orang pertama yang mengamati permukaan Bulan menggunakan teleskopnya. Namun, kenyataannya Thomas Harriot dari Inggris lebih dulu melakukannya.
Galileo melakukan pengamatan Bulan pertama kali pada Desember 1609. Namun, sebuah naskah yang disimpan di kantor Arsip West Sussex mencatat bahwa Harriot telah melakukannya beberapa bulan sebelum Galileo.
"Thomas Harriot tidak hanya orang pertama yang menggambar objek ruang angkasa dengan teleskop pada 26 Juli 1609, namun ini telah menjadi kartografer Bulan yang hebat," ujar Drllan Chapman, ilmuwan dari Universitas Oxford. Kumpulan pengamatannya yang diselesaikan tahun 1612-1613 bahkan dinilai sebagai pelopor kartografi modern. Tidak ad peta sebaiak buatannya dalam 30 tahun kemudian.
Sayangnya, Harriot tak pernah mendapat publikasi atas terobosan tersebut seperti Galileo. Harriot adalah orang kaya yang dipenjara di Tower of London bersama dua rekannya karena kejahatan politik. Berbeda dengan Galileo yang saat itu jauh lebih muda.
"Sayang Harriot tidak dikenal dan kita semua hanya tahu Galileo. Namun Harriot adalah yang pertama dan peta BUlannya lebih baik daripada buatan Galileo," ujar astronom Inggris Sir Patrick Moore. Ia mengatakan, peta buatan Harriot jauh lebih baik dengan deskripsi gunung, lembah, dan yang disebutnya samudera.
Peta tersebut akan dipamerkan di Science Museum Inggris dalam perayaan International Year of Astronomy yang digelar serentak di seluruh dunia. Kehadiran peta tersebut diharapkan dapat mengangkat peran Harriot.