Kamis, 30 Juli 2009

Hewan Kebingungan Saat Gerhana Matahari Terjadi


Ketika ribuan orang memenuhi daerah terbuka untuk menyaksikan gerhana matahari total paling lama pada abad ke-21, semua hewan di kebun binatang di Kota Hangzhou, China timur, juga bereaksi dengan cepat dan menunjukkan kebingungan.

Dua gajah india, masing-masing memiliki berat 5 ton, tampaknya tak mengetahui apa-apa bahwa gerhana matahari terjadi ketika bulan tiba-tiba berada di antara bumi dan matahari sehingga menghalangi sinar matahari.

Saat matahari tak terlihat sekitar pukul 09.35 waktu setempat, kedua gajah tersebut menjatuhkan rumput yang berada di belalai mereka dan kembali ke kandang tanpa ragu.

Tiga jerapah berkumpul di satu sudut ketika kegelapan menyelimuti. Mereka berdiri tak bergerak dan melihat berkeliling. Dua menit kemudian, dua jerapah kembali ke tempat tinggal mereka, sementara satu lagi tetap berada di luar dan masih heran dengan fenomena itu, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.

Monyet menjadi kelompok yang paling berisik di kebun binatang tersebut saat gerhana terjadi. Kera yang biasanya bermain-main di hutan memasuki goa mereka.

Dua kukang tak dapat berhenti berteriak-teriak di dalam goa mereka seperti yang mereka lakukan pada malam hari.

"Bayangan bulan membuat burung kehilangan arah, yang jam tubuh dan arah mereka bergantung pada Matahari. Bangau bermahkota merah dan flamingo yang telah berkeliaran atau sedang minum air tiba-tiba tertidur selama masa gelap singkat," katanya.

Namun, ketika sinar matahari muncul lagi beberapa menit kemudian, semua burung itu keluar dari kandang mereka dan memulai kehidupan pada hari lain, demikian dilaporkan Xinhua.

Gerhana matahari tersebut merupakan yang pertama bagi semua hewan di kebun binatang itu. "Burung dan gajah merupakan hewan yang paling sensitif terhadap sinar matahari dan memperlihatkan reaksi lebih besar dibandingkan dengan harimau, singa, macan tutul, dan panda," kata Jiang Zhi, seorang penjaga kebun binatang.

"Namun, karena gerhana tersebut tak berlangsung lama, semua hewan di kebun binatang itu segera melanjutkan kehidupan normal mereka," katanya.

Tahun 2014, Indonesia Punya Roket Peluncur Satelit


RX 320, Roket Lapan bergaris-tengah 320 mm mulai meluncur dalam uji peluncuran di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, Rabu (2/7).

Kamis, 30 Juli 2009 | 08:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lima tahun lagi, Indonesia akan memiliki teknologi roket peluncur satelit sendiri. Ini sesuai target Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang menargetkan dapat meluncurkan roket pendorong satelit bertingkat empat yang disebut dengan Roket Pendorong Satelit (RPS)-420 untuk pertama kalinya pada 2014.

"Namun, Lapan akan berupaya agar proses peluncuran itu dapat dimajukan pada 2012 sebagaimana yang diminta DPR," kata Deputi Teknologi Dirgantara Lapan Dr Ing Soewarto Harhienata dalam seminar "Diseminasi Perkembangan Roket dan Satelit di Indonesia" di Kantor Lapan, Jakarta, Rabu (29/7).

Soewarto menjelaskan, pihaknya sedang merancang roket bertingkat empat dengan dua RPS guna meluncurkan satelit pemantau Indonesia pada 2014. Sebagai pendahuluan, Lapan telah berhasil meluncurkan roket RX-320 pada 30 Mei 2008 dan RX-420, 2 Juli 2009, yang dilaksanakan di Stasiun Uji Terbang Pamengpeuk, Jawa Barat.

Hingga saat ini, sebagian proses pembuatan RPS-420 itu telah dilaksanakan dan telah diujiterbangkan meski masih membutuhkan beberapa perbaikan lagi. "Kalau secara persentase (RPS-420 itu) sudah selesai kira-kira 40 persen," katanya.

Tergantung pembiayaan

Karena proses pembuatan RPS-420 itu dianggap lancar, DPR meminta Lapan untuk mempercepat rencana peluncurannya. Kata Soewarto, DPR meminta Lapan untuk mengajukan proposal pembiayaan agar proses peluncuran itu dipercepat dan sudah dapat terealisasi pada 2012.

"DPR sudah mengetahui tidak ada masalah di bidang teknologi (persiapan RPS-420 itu), tetapi hanya di bidang pembiayaan," kata Soewarto.

RPS-420 itu diproyeksikan terlebih dulu pada kemampuan untuk mengorbitkan satelit di antariksa, tapi belum memuat peralatan untuk pemantuan di angkasa tersebut. Jika proyek RPS-420 itu berhasil, baru Lapan menyiapkan satelit untuk diluncurkan.

Di samping roket, Lapan juga terus mengembangkan teknologi satelit. Lapan TUB-SAT (Lapan A-1) yang diluncurkan pada 2007 merupakan satelit pertama yang sebagian besar desain dan produksinya dilakukan para insinyur Indonesia bekerja sama dengan Universitas Teknologi Berlin, Jerman.

Selama ini, peluncuran satelit tersebut dilakukan di Shiharikota, India, dengan roket buatan India. Lapan masih akan menggunakan roket India untuk meluncurkan satelit Lapan A-2 yang akan digunakan untuk telekomunikasi. Proses pembuatan satelit untuk komunikasi itu dilakukan bekerja sama dengan Orari.

Selasa, 28 Juli 2009

Keterima di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Terima kasih berkat rahmat allah swt. Trims to ortu & familyku. Trims to tentor2 primagama yg gokil abis & smua guruku terutama pak tg/teguh. Trims to my friends ku semua. Tanks you all. Aku akhirnya ketrima di uin malang fakultas ekonomi jurusan manajemen, kalo di ptn kan murah trus dana tuk money building tes mandiri ama snmptn kan sama, he he he. Aku akan trus berjuang tuk dpt ipk 4,00 he he he, dpt cewek yg cantik & kaya he he he, trus ntar jadi rektor sekalian aja presiden he he he. Moga2 aja terkabul. Amin.