Mengapa emas cenderung susah turun? Berikut ini beberapa analisanya.
Rata-rata kenaikan emas pada periode 2009-2011 sekitar 26 persen per tahun. Setiap tahun emas selalu mencetak rekor harga baru. Pada tahun 2011 ini, rekor harga emas ada di 1.920 dollar AS per troy ons.
Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menyatakan, kenaikan harga emas tidak lepas dari kondisi ekonomi dunia saat ini yang dipenuhi ketidakpastian.
"Para investor atau pelaku pasar menjadikan emas sebagai sarana lindung nilai atau aset safe haven. Ketika keadaan ekonomi tidak kondusif, emas akan diburu," kata Ariston di Jakarta, Senin (5/12/2011).
Nah, sepanjang tiga tahun ini pula, krisis ekonomi global masih menjadi kekhawatiran para investor. Terakhir ini adalah kemungkinan krisis ekonomi global akibat krisis hutang di zona euro. Krisis di zona euro masih belum berakhir, kemungkinan besar masih akan berlanjut di tahun depan.
"Harga emas diperkirakan masih akan nyaman untuk naik lagi atau paling tidak bertengger di level atas," kata Ariston.
Selain itu, tahun depan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) akan meluncurkan kebijakan pelonggaran kuantitatif lagi, yang istilah awamnya melakukan pencetakan uang baru untuk membantu memulihkan perekonomian AS.
Aksi ini tentunya akan melemahkan nilai mata uang dollar, dan akan membantu menaikkan harga emas. Harga emas biasanya mempunyai korelasi yang negatif dengan dollar AS, karena harga emas dinilai dalam dollar AS.
Bila dollar AS menguat, harga emas akan turun dan sebaliknya bila dollar AS melemah, harga emas akan naik.
Masih ada lagi faktor fundamental pendukung kenaikan harga emas yaitu tren kenaikan kepemilikan emas di bank-bank sentral dunia.
Beberapa bank sentral seperti China, India, Rusia, dan yang terkini Korea Selatan, berusaha meningkatkan cadangan emasnya untuk mendiversifikasi cadangan moneternya. Tingginya permintaan, meningkatkan harga emas.