Selasa, 13 April 2010
Perancis Tidak Akan Tinggalkan Senjata Nuklir
WASHINGTON, KOMPAS.com — Perancis tidak akan meninggalkan persenjataan nuklirnya karena keputusan itu akan membahayakan keamanan negeri itu. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy menegaskan hal itu ketika para pemimpin global berkumpul dalam pertemuan puncak mengenai keamanan nuklir di Washington.
"Saya tidak dapat membahayakan keamanan dan keselamatan negara saya," kata Sarkozy kepada CBS News beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat Barack Obama membuka pertemuan puncak bersejarah yang diikuti 47 negara di Washington.
Pemimpin Perancis tersebut mengatakan, dia tidak dapat meninggalkan program senjata nuklir negaranya atas dasar unilateral dalam sebuah dunia yang berbahaya seperti yang terjadi sekarang ini. Dia juga menyiratkan bahwa negara-negara seperti Amerika Serikat dan Rusia seharusnya memimpin dalam mengurangi persediaan nuklirnya yang sangat besar daripada hanya menanti Perancis, yang hanya memiliki senjata atom dalam jumlah lebih sedikit, melucuti persenjataannya. "Anda harus menyadari, kami sebuah negara dengan penduduk 65 juta orang. Kami memiliki senjata-senjata konvensional yang lebih sedikit dari AS, Rusia, dan China dalam hal ini."
"Saya telah mewarisi hal ini dari upaya yang dilakukan oleh para pendahulu saya untuk membangun Perancis sebagai negara berkekuatan nuklir. Dan saya tidak dapat meninggalkan senjata nuklir jika saya tidak pasti bahwa dunia merupakan tempat yang aman dan stabil."
Pertemuan puncak dua hari Obama itu akan menitikberatkan pada membangun komitmen internasional untuk menjaga materi visi seaman mungkin untuk mencegah jatuhnya senjata ke tangan kelompok ekstremis atau negara keras. Sarkozy juga menyiratkan dukungannya terhadap sanksi baru PBB untuk Iran. Dia memperingatkan bahwa keinginan potensial Teheran untuk memiliki senjata nuklir sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak dapat diterima.
"Kesabaran ada batasnya dan kami telah sampai pada titik di mana kami perlu untuk melakukan pemungutan suara untuk sanksi," kata dia kepada CBS. "Solusi terbaik adalah persatuan dari Dewan Keamanan," kata Sarkozy. "Namun, tidak sembarangan. Tidak jika sebuah resolusi itu tidak cukup kuat, sehingga tidak menghasilkan apa pun."
Langganan:
Postingan (Atom)