Kamis, 09 Juli 2009

Sedimentasi Segara Anakan 1 Juta Meter Kubik Per Tahun

CILACAP, KOMPAS.com- Tingkat sedimentasi di Segara Anakan saat ini dalam taraf yang kian mengkhawatirkan. Setiap tahunnya, satu juta meter kubik endapan lumpur memenuhi kawasan laguna terbesar di Indonesia ini.

Kepala Badan Pengelola Kawasan Segara Anakan (BPKSA), Supriyanto, Selasa (7/7), mengungkapkan, dari satu juta meter kubik tersebut, 750.000 meter kubik per tahun disumbangkan material yang dibawa aliran Sungai Citanduy, sedangkan 250.000 meter kubik berasal dari Sungai Cimeneng.

"Sedimentasi ini yang membuat luas laguna kian menyempit. Sekarang luas laguna tinggal kurang dari 800 hektar," katanya.

Luasan laguna saat ini hanya seperlima dibanding luasan tahun 1984, yang masih sekitar 3.800 hektar. Selain menyebabkan penyempitan laguna, material sedimentasi juga merusak habitat biota laguna beserta ekosistem yang ada di dalamnya.

Terhitung sejak tahun 1994, total sedimentasi di laguna lebih dari 5 juta meter kubik. Bila tak segera ditangani, penumpukan sedimentasi di laguna akan kian tinggi mengingat mulai tertutupnya celah Plawangan, celah yang menghubungan Segara Anakan dengan laut lepas. Celah tersebut sangat penting untuk mengalirkan sedimendan air ke laut, serta menjadi pintu gerbang masuknya biota laut memijahkan diri di laguna.

Kerusakan daerah aliran sungai di Citanduy dan Cimeneng menjadi penyebab kian tingginya sedimentasi. Sebagian besar, DAS Citanduy berada di Jawa Barat.

Dalam jangka pendek, untuk mengatasi sedimentasi, BPKSA bekerjasama dengan instasi terkait akan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di lingkungan Segara Anakan.

Pemberdayaan ini meliputi pembenahan aliran sungai, budidaya perikanan, dan pemanfaatan air hujan untuk sumber air. Langkah ini ditempuh karena dampak sedimentasi mengakibatkan jatuhnya ekonomi masyarakat di sekitar Laguna serta krisis sumber air bersih di kawasan ini.

Pada tahun 2011, Segara Anakan akan dikeruk, khususnya di celah Plawangan. Sedianya, 2,5 juta m3 sedimen di laguna ini akan diambil. "Semoga tahun 2010 nanti analisis dampak lingkungannya sudah selesai sehingga 2011 bisa dikeruk," kata dia.

Deputi III Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Emil Agustiono mengatakan, diperlukan strategi besar untuk menyelesaikan masalah Segara Anakan. Strategi tersebut melibatkan berbagai sektor dan instasi.

"Yang terpenting adalah normalisasi segara DAS Citanduy. Saat bersamaan masyarakat juga diberdayakan," kata dia.

Minggu, 05 Juli 2009

Lapan Luncurkan Roket Terbesar RX-420


Jumat, 3 Juli 2009 | 17:06 WIB

GARUT, KOMPAS.com - Roket berdiameter 420 mm diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dengan mulus di Instalasi Uji Terbang Roket di pantai selatan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, Kamis (2/7). Roket RX-420 ini merupakan roket terbesar yang dibuat Lapan.

Kemarin juga diluncurkan dua roket RX-100 yang digunakan menguji subsistem payload roket buatan Lapan. Peluncuran roket disaksikan Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Marzan A Iskandar, Sekretaris Menko Kesra Indroyono Susilo, perwakilan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Departemen Pertahanan, TNI dan Polri, PT Dirgantara Indonesia, serta PT Bukaka.

"Kami mendapat seluruh parameter data pada 10 detik pertama roket mulai terangkat hingga melesat ke udara," ujar Adi Sadewo. Berdasarkan golden data itu bisa dibuat rekonstruksi perilaku terbang roket dengan rasio kesalahan 5 persen. Kemarin, ia menilai motor dan bahan bakar berfungsi baik.