Senin, 15 Februari 2010

Mengadopsi Keunggulan Universitas Al Azhar, Kairo

Selama ini perguruan tinggi Islam yang dianggap hebat, masuk kategori klas dunia adalah Universitas Al Azhar, Kairo. Perguruan tinggi Islam ini memang tertua di dunia dan karena itu juga sangat masyhur namanya. Orang menganggapnya, sebagai perguruan tinggi klas satu di dunia. Sedemikian masyhurnya, sehingga lulusannya juga dianggap hebat.

Jika terdapat perguruan tinggi Islam bernomor satu, mestinya juga ada yang dikenal sebagai nomor dua. Sepanjang pengetahuan saya, selama ini belum ada pergurtuan tinggi Islam yang mengklaim dirinya di urutan nomor dua. Kekosongan inilah mestinya harus segera diisi. UIN Maliki Malang, berencana menempatkan diri pada posisi itu, yaitu sebagai perguruan tinggi nomor dua setelah al Azhar. Tetapi target itu diperkirakan masih lama dicapai, kira-kira antara 25 sampai 30-an tahun lagi.

Target tersebut didasarkan atas perhitungan yang matang. Meraih cita-cita besar dan mulia mesti memerlukan waktu lama. Selain itu harus memilih dan menghitung strategi yang tepat. Tanpa ada perhitungan rasional, hanya akan ditertawakan banyak orang. Untuk sampai pada target itu diperlukan modal, berupa semangat, kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang tangguh, perencanaan, dan langkah-langkah strategis lainnya.

Saya melihat, kebesaran Universitas Al Azhar, selain telah melewati usia yang sedemikian panjang, juga telah berhasil mengembangkan tenaga akademik, baik secara kuantatif maupun kualitatifnya. Setahu saya, dua hal yang menonjol dari universitas itu, yang harus dikejar. Pertama, sebagai perguruan tinggi Islam, Al Azhar menempatkan al Qurán pada posisi strategis. Para pimpinan kampus terkemuka itu, kebanyakan hafal al Qurán dan begitu pula para mahasiswanya. Kedua, Universuitas Al Azhar telah didukung oleh financial yang cukup. Kabarnya, kampus ini telah memiliki sumber-sumber pendanaan yang lebih dari cukup untuk membiayai operasionalnya.

Dua kelebihan itu, jika UIN Maliki Malang bermaksud memposisikan diri setelahnya, maka dengan cara apapun harus dikejar. Mengejar aspek yang pertama, bisa dilakukan, namun memerlukan waktu lama. Saya perkirakan akan berhasil diraih antara 25 hingga 30 tahun lagi. UIN Maliki Malang telah memulai mengejar ketertinggalan itu. Hal itu dilakukan dengan cara, bahwa sejak tahun lalu (2009), UIN Maliki Malang mulai merekrut mahasiswa baru hafal al Qurán 30 juz, sebanyak 34 orang dari berbagai disiplin ilmu. Mereka itu diberi beasiswa hingga lulus. Jika prestasi mereka unggul, beasiswa itu akan diteruskan hingga S2 dan bahkan S3. Selanjutnya, apabila keunggulan mereka itu tetap terjaga, semuanya akan diangkat sebagai dosen tetap UIN Maliki Malang.

Strategi itu akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. UIN Maliki Malang setiap tahun akan selalu merekrut calon mahasiswa dalam jumlah 40 an dan memperlakukan mereka secara sama sebagaimana tersebut di muka. Dengan strategi seperti itu, maka diperkirakan mulai sepuluh tahun ke depan, UIN Maliki Malang, setiap tahun mengangkat dosen baru, selain cerdas, dedikatif, juga hafal al Qurán. Selanjutnya, selama kurang lebih 15 tahun lagi ke depan, ------- atau 25 tahun jika dihitung dari sekarang, kampus ini akan memiliki dosen yang hafal al Qurán dan sekaligus memiliki bobot keilmuan yang unggul, berjumlah mencapai 150 orang.

Para dosen yang memiliki keunggulan tersebut, diperkirakan setelah mengabdi selama lima belas hingga dua puluih tahun ke depan, akan berhasil menduduki posisi-posisi penting di kampus ini, baik misalnya sebagai rektor, wakil rektor, dan pimpinan fakultas ataupun jabatan fungsional lainnya. Selain itu, mereka dengan kelebihan yang dimiliki, akan melakukan peran-peran strategis dalam mengembangkan ilmu, melalui kegiatan penelitian, kajian, atau pengembangan pemikiran, yang semuanya itu merupakan tugas pokok sebagai warga kampus perguruan tinggi Islam ini.

Sedangkan untuk mengejar, ketersediaan daya dukung financial, setelah UIN Maliki Malang memiliki otonomi luas untuk mengembangkan diri, -------tanpa lepas dari dukungan pemerintah, akan mengembangkan sumber-sumber pendanaan itu. Langkah strategis di bidang ini, -------- melalui holding Company yang dimiliki, akan bisa mengembangkan usaha, misalnya di bidang pertanian dan peternakan. Mengembangkan usaha yang beresiko rendah, misalnya penanaman kayu sengon saja, dengan hitungan sederhana, ternyata setiap 1000 hektar lahan pertanian, akan mendapatkan untung bersih, sedikitnya satu triliyun setiap lima tahunnya.

Berdasar hitungan spontan dan sederhana itu, maka dapat dibayangkan bahwa untuk mendapatkan sumber pendanaan, -------sebagaimana yang dimiliki oleh Universitas Al Azhar, rasanya UIN Maliki Malang tidak akan mendapatkan kesulitan. Saya menduga, jika ternyata ada kesulitan, maka bukan terletak pada bagaimana mencari dan mengembangkan usaha, melainkan ketika menghadapi sikap mental sementara orang di kampus ini. Pada umumnya, mereka belum memiliki jiwa entrepreneurship. Sebaliknya, selama ini yang berkembang adalah jiwa pegawai. Orang-orang yang berjiwa pegawai, biasanya hanya mau bekerja jika ada tugas yang jelas, honor, dan atau tunjangan. Maka hal itu harus diubah menjadi perpaduan antara jiwa birokrasi dan sekaligus etrepreneurship.

Umpama sebagian besar warga kampus ini memiliki niat, visi, dan tekat yang sama dan dipegangi secara konsisten atau istiqomah, maka sekalipun berat, UIN Maliki Malang, -----saya yakin, masih bisa mengejar kemajuan Universitas Al Azhar. Apalagi sesungguhnya, umat Islam di Indonesia jauh lebih produktif, inovatif, dan menyandang etos kerja yang amat tinggi. Jika diperkirakan ada hambatan, maka biasanya justru bersumber dari internal organisasi. Oleh sebab itu, diperlukan managemen dan leadership yang kuat, agar bisa menggerakkan, memperkuat, dan sekaligus mengarahkan semua elemen yang ada, ke arah cita-cita ideal itu. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar