Beberapa orang berada di luar kantor pusat Google China di Beijing, Kamis (14/1). Perusahaan mesin pencari di dunia maya ini berjanji tak terus tunduk pada upaya sensor Pemerintah China, yang kian canggih melakukan serangan-serangan cyber kepada sejumlah situs aktivis HAM. Tindakan protes ini dilakukan Google dengan risiko kehilangan pasar yang menggiurkan lantaran di China terdapat 360 juta pengguna internet.
BEIJING, KOMPAS.com - Tindakan melanggar hukum yang dilakukan Google di China dengan menghentikan sensor pada layanan search engine-nya sejak 12 Januari 2010 belum juga ditanggapi resmi Pemerintah China. Ancaman untuk hengkang jika tak boleh beroperasi tanpa sensor pun masih ditanggapi dingin.
Di tengah protes dari Google tersebut, China justru mengumumkan kenaikan jumlah pengguna internetnya. Menurut data baru yang dilaporkan Senin (18/1/2010), pengguna internet di China akhir 2009 meningkat 30 persen dan saat ini mencapai 384 juta. Dengan data itu pula, belakangan Google menyatakan belum akan segera hengkang dari China dan akan melakukan diskusi dengan Pemerintah China dalam beberapa minggu ke depan.
Lewat pengumuman ini, tampaknya, China ingin memberikan sinyal ke Google bahwa negeri itu merupakan negara yang prospektif untuk berbisnis di dunia maya. Selama ini China memang negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Google juga sudah menguasai sekitar 30 persen pasar search engine di negara tersebut.
Selain itu, pejabat China juga mengeluarkan pernyataan lewat kantor berita resmi Xinhua bahwa portal terbesar di China, Baidu.com, juga mengalami serangan cyber seperti yang dituduhkan Google sebagai alasan protesnya Pernyataan ini ingin menegaskan, bukan cuma Google yang menjadi sasaran serangan itu tapi juga saingannya, Baidu.
Apakah China masih belum rela jika Google merealisasikan rencananya untuk keluar dari negeri tersebut? Nah, kita tunggu saja apakah rayuan maut ala China itu akan membuat Google berubah pikiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar