Jumat, 19 November 2010
Lubang Hitam Termuda Ditemukan
Para astronom berhasil mengambil citra lubang hitam yang masih fresh, baru saja "dilahirkan" alias terbentuk. Pengambilan citra lubang hitam yang berjarak 50 juta tahun cahaya dari Bumi itu dilakukan dengan bantuan teleskop luar angkasa Chandra X-Ray.
Lubang hitam itu diketahui terbentuk dari supernova bernama SN1979C yang terletak di galaksi M100. Supernova SN1979C terbentuk dari ledakan sebuah bintang pada tahun 1979 yang berhasil diamati oleh seorang astronom amatir asal Amerika Serikat.
Dalam kurun waktu 30 tahun, para astronom memperkirakan bahwa lubang hitam ini telah menghisap massa gas yang setara dengan massa bumi. "Lubang hitam ini seperti pemakan planet dalam film Star Trek," kata Kimberly Weaver, astrofisikawan NASA yang terlibat dalam observasi ini.
Avi Loeb, astronom lain, mengatakan, "Ini adalah kali pertama kita bisa melihat lubang hitam yang baru saja terbentuk. Dengan penemuan ini, kita bisa mempelajari sebuah lingkungan yang tidak bisa direkayasa di laboratorium, hanya ada di alam semesta."
Penemuan ini juga berbeda dengan penemuan lubang hitam yang lain sebab para astronom secara pasti mengetahui waktu terbentuknya lubang hitam serta bisa menyaksikan kelahiran dan perkembangan lubang hitam tersebut sejak "bayi". Bisa dikatakan bahwa lubang hitam ini merupakan lubang hitam termuda yang pernah ditemukan.
Dengan mempelajari lubang hitam ini, ilmuwan bisa memahami tentang mekanisme ledakan massif dari suatu bintang, jumlah lubang hitam yang ada di alam semesta, dan seberapa banyak materi yang tersisa dari sebuah ledakan bintang.
Adapun Lubang hitam merupakan pemusatan massa di suatu daerah di luar angkasa yang menghasilkan gaya gravitasi tinggi sehingga tidak ada satu pun zat, termasuk cahaya, yang mampu lari darinya. Lubang hitam itu menghisap seluruh materi sisa-sisa ledakan bintang.
Hasil observasi ini dupublikasikan dalam jurnal New Astronomy yang terbit baru-baru ini. Para peneliti yang terlibat adalah Weaver, Loeb, Christine Jones, dan Daniel Patnaude dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar