Warga menyusuri Selat Madura saat air surut untuk mengumpulkan kerang di sekitar proyek Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) di kawasan Tambak Wedi, Surabaya, Jawa Timur. Jembatan Suramadu yang menghabiskan dana sebesar Rp 4,5 triliun itu telah siap dioperasikan dengan membawa harapan baru terjadinya percepatan pembangunan di kawasan Madura.
SURABAYA, KOMPAS.com — Masyarakat Madura yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Masyarakat Madura (Fosma) mengusulkan nama Jembatan Surabaya-Madura menjadi Suramadu Soekarno-Hatta.
"Selama ini di Surabaya nama Proklamator Soekarno-Hatta belum pernah dijadikan ikon. Oleh sebab itu, kami mengusulkan nama jembatan itu Suramadu Soekarno-Hatta," kata Ketua Presidium Fosma Imam Syafi’i di Surabaya, Selasa (9/6).
Pihaknya meminta pemerintah memerhatikan usulannya itu sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa para pahlawan.
"Surabaya itu Kota Pahlawan, sudah selayaknya kita memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada proklamator," katanya di sela-sela acara selamatan menjelang peresmian jembatan Suramadu di Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya, itu.
Syafi’i berharap, keberadaan Jembatan Suramadu nanti tidak memberikan dampak negatif bagi masyarakat Madura. "Setelah jembatan dibuka, sudah pasti ada kegiatan industri. Kami berharap hal ini tidak mengakibatkan gesekan antarmasyarakat," katanya.
Madura adalah sebuah pulau dengan empat wilayah kabupaten di Jawa Timur yang memiliki budaya masyarakat unik dan berkarakter.
Sudah puluhan tahun masyarakat di pulau itu mendambakan adanya jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa. Mimpi tersebut kini menjadi kenyataan dengan dibangunnya jembatan sepanjang 5.438 meter yang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu.
Sementara itu, acara selamatan yang diadakan Fosma itu diisi dengan pembacaan doa dan khataman Al Quran. "Kami berharap acara besok berlangsung lancar dan aman karena besok merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Madura khususnya," kata Syafi’i.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar